Senin, 05 Juli 2010

Daging Ayam Keset, Kotoran Tak Bau

• Pengembangan Unggas Organik

MENEMPATI tanah seluas 700 meter persegi dengan tiga kandang ukuran 10 x 15 meter, Samingan (52), warga Desa/Kecamatan Guntur, Demak, mengembangkan unggas organik jenis ayam potong. Usaha yang telah digeluti sejak 2000 itu, sekarang telah menuai hasil. Sebagian besar pedagang ayam di Demak memesan hasil peternakannya.

Dia boleh berbangga. Di tengah isu flu burung yang sempat menurunkan minat masyarakat mengonsumsi unggas dan harga jual ayam di pasaran merosot, ternyata permintaan ayam ternaknya tidak pernah surut. Ayam yang berada di kandang belakang rumah itu selalu dipesan pelanggan. Para pedagang rela menunggu ayam siap panen. Sekarang, hampir semua warung makan menyediakan ayam pasokan Samingan.

Keberhasilan itu bukan tanpa upaya panjang. Ketika mengawali beternak, hambatan dan rintangan tidak pernah menjauh dari hadapannya. Bahkan berbagai penyakit hewan selalu menggagalkan usahanya.

Dirinya mengenal pola pengembangan ayam organik dari Ilham Priyanto, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Organik Indonesia (LP2OI) Koordinator Wilayah Jateng. Saat itu, LP2OI melakukan penyuluhan kepada sejumlah peternak unggas di Demak. Di Kota Wali, jumlah peternak unggas relatif banyak, bahkan hampir merata di 14 kecamatan.

Lebih Kuat

Selain itu, kendati belum ada penelitian yang menyebutkan ayam organik tahan virus avian influenza, para peternak telah membuktikan belum pernah ada unggas organik yang terkena flu burung.

''Ini terjadi karena ketahanan tubuhnya lebih kuat. Fisik ayam kuat, sehingga tidak mudah terserang virus,'' terang Samingan menirukan penuturan Ilham Priyanto.

Pengembangan unggas organik, lanjut dia, sama seperti produk pertanian lain, yakni menciptakan produk yang lebih memenuhi kualitas kesehatan. Peternakan ini cenderung mengandalkan penggunaan jamu sebagai pengganti obat-obatan kimia. Dengan pakan alami, unggas organik memiliki kelebihan dibanding dengan produk unggas biasa. Cara pemeliharaan, tanpa vaksin atau obat-obatan dan hanya dengan makanan tepung ikan, jagung, dan jamu khusus ayam. Banyak jenis jamu ayam, tetapi yang dipakai Samingan adalah SMS Migro Ternak yang berbentuk cair dalam botol satu literan.

Bahan kimia dan obat-obatan, sering menimbulkan efek residu dan efek samping pada ternak. Tak heran, selain berbau anyir, kandungan lemak tinggi. Unggas pun rentan penyakit.

Ayam organik memiliki berbagai kelebihan, di antaranya umur panen lebih cepat 10 hari daripada ayam biasa, yaitu 35 hari dengan berat rata-rata 1,9 kg/ekor. Jika perawatan benar, umur optimal bisa mencapai 28 hari. Dengan demikian, pemakaian pakan lebih efisien. Persentase kematian ayam juga semakin kecil, hanya 1%. Sementara ayam bukan organik, rata-rata kematiannya mencapai 8%.
Kelebihan lain, daging ayam organik tidak mengeluarkan bau anyir, bahkan terasa keset sehingga empuk. Yang menarik, kotoran yang dihasilkan ayam itu tidak mengeluarkan bau. Hal ini menjadikan peternakan ramah lingkungan.''Sampai sekarang tidak ada warga protes. Ya karena kotoran ayam tidak bau.''

Pasar ayam jenis ini juga mulai merambah naik, seiring dengan tren konsumsi ayam yang tidak berbahan kimia. Dari segi harga, ayam organik nyaris tak berbeda jauh dengan ayam yang diternakkan secara umum. Sementara perbedaan fisik ayam organik dengan ayam nonorganik, mudah dikenali. Ayam organik, dagingnya berwarna kemerah-merahan dan tidak berbau anyir.

Ilham Priyanto menuturkan, makanan ayam atau unggas organik tidak memakai bahan kimia. Makanan yang diasupkan kepada ternak adalah makanan alami, ditambah jamu khusus yang terbuat dari olahan tumbuhan. Jamu seperti SMS Migro Ternak, diberikan ke ayam dengan cara dicampur dengan air atau makanan. Jamu berfungsi mengoptimalkan proses pencernaan, sehingga sari makanan yang dihasilkan mudah diserap serta kotoran benar-benar merupakan sisa makanan yang tidak berguna. (Hasan Hamid-37m)

A. Perincian Perhitungan biaya usaha
DOC = Rp.5000/ekor anak ayam x 1.000 ekor = Rp. 5.000.000
Dengan perhitungan siap panen 1 ekor maksimal 1 1/2 kg
Pakan pellet biasa:1kg/ekor sampai berat + 1½ kg @ Rp 4500 x 1.000 ekor
= Rp. 4.500.000
(Suntik vaksin dan hormone dianggap seimbang)
Pakan buatan sendiri: 1 kg/ekor sampai berat + 1 kg @ Rp 1500 x 1.000 ekor
= Rp. 1.500.000
Jamu, vaksin dan probiotik: Rp 150 / ekor x 1.000 ekor = Rp. 150.000
Jumlah = Rp.11.150.000

ANGKA KEMATIAN 5%

B. Biaya buat Kandang
Bambu apus 200 batang x Rp. 8.500 = Rp. 1.700.000
Bambu petung untuk tiang pancang 8 batang x Rp. 40.000 = Rp. 320.000
Paku 5 kg @ Rp. 10.000 = Rp. 50.000
Tempat makan dan minum @ Rp. 60.000 x 20 buah = Rp. 1.200.000
Plastik @Rp. 25.000 x 16 lembar = Rp. 400.000
Upah membuat kandang @Rp.30.000/hari x 5 tenaga kerja x 5 hari= Rp. 750.000
Instalisasi listrik (kabel,bola lampu,saklar,stop kontak,dll) = Rp. 400.000
Drum untuk penghangat ayam @Rp. 15.000 x 10 = Rp. 150.000

Jumlah = Rp. 4.970.000

C. Biaya Tetap
Honor yang menjaga ayam setiap bulan @ Rp. 700.000 x 2 orang = Rp. 1.400.000
Listrik per bulan = Rp. 100.000
Sewa lahan = Rp. 300.000
Jumlah = Rp. 1.800.000

D. Total pembiayaan A, B, dan C = Rp. 17.920.000

E. Penjualan
1 ekor ayam dengan berat 1 ½ kg @ Rp. 22.500 x 950 ekor = Rp. 21.375.000

F. Penghasilan Bersih (Penjualan – Total Pembiayaan) untuk panen pertama selama 40 hari Rp. 21.375.000- 17.920.000 = Rp. 3.455.000


Lokasi:
Dusun Bayeman Rt 03 Rw 18, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

Minggu, 04 Juli 2010

BUDIDAYA IKAN LELE

I. Pendahulauan

Menteri Kelautan dan Perikanan mencanangkan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015. Keinginan itu oleh sebagian kalangan dirasa ambisius. Untuk mewujudkannya, pemerintah telah menetapkan budidaya ikan sebagai andalan dengan kenaikan produksi 314 persen sampai tahun 2014 serta memilih ikan lele sebagai salah satu unggulannya. Padahal, selama ini eksistensi perikanan budidaya sepertinya sering disepelekan.
Sebagai salah satu komoditas perikanan budidaya, dulu lele kurang diminati masyarakat karena dipelihara pada kondisi yang tidak layak. Namun, sejak cara berbudidaya yang baik (good aquaculture practice) diterapkan, lele mulai diburu orang dan memasuki pasar-pasar di kota besar. Kalau banyak orang beranggapan bahwa lele termasuk makanan kelompok rakyat kecil, pandangan itu terlalu naif. Sebab, popularitasnya kini tengah naik daun, memasuki kalangan menengah ke atas, dan termasuk komoditas ekspor. Artinya, segmen yang digapai semakin besar.
Lele bahkan telah menjadi komoditas strategis karena dapat diusahakan dalam skala kecil serta relatif mudah. Sifatnya yang mampu hidup dalam kepadatan tinggi dan tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak menjadikannya sebagai alternatif usaha hingga ke daerah tadah hujan.

II. Harga Bibit, Pakan dan Ukuran Bibit Ikan Lele:

Harga dipasar yang di tawarkan untuk bibit lele adalah :

UKURAN : 3 - 4 cm Rp. 75/ekor
UKURAN : 5 - 6 cm Rp. 110- 125/ekor
UKURAN : 7 - 8 cm Rp. 150- 175/ekor
UKURAN : 9 - 0 cm Rp. 200- 225/ekor
UKURAN : 11-12 cm Rp. 250- 300/ekor

Harga Pakan Pasaran Rp 125.000/10kg

III. Perhitungan Investasi:

A. Investasi
1. Kolam @ 3m x 4m x 1 m 4 Buah : Rp 1.000.000
2. Modal Kerja
a.Benih 2000 ekor 5-6 cm @ 110 :220.000 x 4 : Rp 880.000
b.Pelet Rp 125.000/10 kg perbandingan 0,8/1:1 : Rp 1.250.000

Perhitungan sampai panen habis 100 kg 5% bibit ikan mati
Jumlah : Rp.3.130.000
B. Biaya Tetap
1.Penyusutan Kolam 4 x 5 panen : Rp 300.000
2.Penyusutan alat 4 x 2th : Rp 50.000
3.Perlengkapan Panen : Rp. 250.000
4.Honor Penjaga Kolam setiap bulan @ Rp.300.000 x 3 bulan : Rp. 900.000
5.Sewa lahan/3 bulan : Rp. 200.000
Jumlah : Rp.1.700.000

C. Total Biaya Produksi
Modal Kerja : Rp 3.130.000
Biaya Tetap : Rp 1.700.000
Jumlah : Rp 4.830.000

D. Penjualan
Harga jual Rp 12000 dalam 1 kg harga jual 12 ekor
Ikan lele {(6.000 x 5%) : 12} x Rp. 12.000 Rp. 5.700.000,-
Pendapatan/keuntungan : Penjualan – Biaya Produksi Rp. 870.000,-

IV. Cara pemberian pakan

Pemberian pakan lele dumbo harus disesuaikan dengan besar mulut ikan. Pakan yang diberikan adalah pakan dari pabrik. Untuk kegiatan pembesaran ikan maka pemberian pakan awal adalah f 999 sampai umur ikan 2 minggu, kemudian 781-2 sampai umur ikan 2 bulan dan 781 sampai umur ikan siap panen yaitu 3 bulan.
Perbandingan hasil panen dengan pakan yang diberikan adalah 1 : 1 (konfersi pakan 1 kg menghasilkan 1 kg daging ikan). Bahkan ada petani yang konfersi pakannya 0,8 : 1 artinya 0,8 kg pakan menghasilkan 1 kg daging ikan.


V. Untuk usia yang masih kecil lebih baik menggunakan kolam yang dilapisi dengan terpal

Keuntungan dari kolam terpal adalah :
1. Terhindar dari pemangsaan ikan liar
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air
maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai
dengan usia ikan.
3. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro,
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam.

Petunjuk Cara Awal Pengisian Air dan Bibit
Untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele.


VI. Panen

Panen ikan lele dapat dilakukan dengan cara panen sortir atau dengan panen sekaligus (semua).
Panen sortir adalah dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dipasarkan) biasanya ukuran 5 sampai 10 ekor per kg. atau sesuai dengan keinginan pasar, kemudian ukuran yang kecil dipelihara kembali.
Panen sekaligus biasanya dengan menambah umur ikan agar ikan dapat dipanen semua dengan ukuran yang sesuai keinginan pasar.


Lokasi:
Lokasi untuk program ini diadakan di Dusun Bayeman, Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

Selasa, 01 Juni 2010

Pelatihan Industri Kerajinan Tangan

( 3 Hari kerja )

I. Jenis-jenis Kerajinan
1. Tas Mute Sedang
2. Gantungan Kunci
3. Tempat Tusuk Gigi Barbie
4. Tempat Tisu Barbie
5. Bros
6. Bunga
7. Sepatu Anak ABG
8. Sepatu Dewasa
9. Sarung Pensil Mute Kecil

II. Biaya
1. Total bahan-bahan kerajinan (9 jenis kerajinan)
Rp. 443.000*30 peserta = Rp.13.290.000,-
2. Peserta pelatihan: 30 orang * Rp. 50.000 = Rp.1.500.000,-
3. Trainer (3 orang):
a. Transportasi Jakarta – Kec.Kaliunngu, kab.Semarang
3 * Rp. 200.000 = Rp.600.000,-
b. Penginapan : Rp. 200.000
c. Honor Trainer : Rp. 200.000*3 @ 3 hari = Rp. 1.800.000,-
4. Sewa tempat pelatihan : Rp. 200.000,-

III. Waktu dan Lokasi
- Minggu I bulan Agustus
- Dusun Bayeman, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

Selasa, 25 Mei 2010

PENANGGULANGAN KEMISKINAN “Together against Poverty” dengan Program Pemberdayaan Sarjana Baru Lulus

I. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Jumlah penduduk miskin di Indonesia setiap tahunnya semakin banyak, sementara banyak program yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan masyarakat, tapi sampai sekarang masyarakat miskin tersebut belum terentaskan.
1) ORANG MISKIN ADA DALAM PERHATIAN TUHAN
Ada beberapa Tanggung jawab yang harus kita perhatikan dan kita lakukan secara bersama Sebagai orang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus, di saat kita harus mengambil bagian dalam pelayanan Orang Miskin ini:
* Tanggung Jawab Pemberitaan Injil
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja” (Yoh. 9:4)
* Tanggung Jawab Memberi Makan
(Matius 14:16, Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.“)
* Tanggung Jawab Menjadi Garam Dunia
(Matius 5:13"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang)
* Tanggung Jawab Mensejahterakan orang lain
Yeremia 29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
* Tanggung Jawab mewartakan Kabar Baik Yesus Kristus kepada semua orang termasuk orang-orang miskin
2) PENYEBAB KEMISKINAN DAN SINERGI MENANGGULANGI KEMISKINAN
Sebenarnya kalau kita teliti lebih lanjut penyebab kemiskinan itu karena kita tidak pernah berpikiran untuk mencerdaskan masyarakat, masyarakat Indonesia pada umumnya hanya menerima informasi yang kurang relevan akhirnya menjadi alat komoditi untuk kepentingan politik sesaat atau untuk kepentingan organisasi tertentu.
Perlu dilakukan pola pencerdasan bangsa kita ini dengan melakukan pembinaan langsung ke masyarakat miskin tersebut, program yang sudah kami lakukan saat ini dengan membina masyarakat yang punya usaha kecil dengan mendampingi mereka selama mereka punya usaha dengan memberikan informasi-informasi terbaru tentang dunia usaha yang kami buat dalam DSI Media Pustaka Kesejahteraan Masyarakat-KOMPETENSI. Muatan dalam Media Pustaka berisi informasi-informasi dunia usaha, tips-tips dunia usaha, motivasi dan artikel pelatihan untuk mengembangkan usaha.
3) BERSAMA-SAMA TANGGULANGI KEMISKINAN
Mencermati situasi ini, dan sebagai wujud dari kesaksian iman kita, maka setiap pribadi orang percaya pada Yesus, Denominasi Gereja dan lembaga-lembaga Kristen lainnya perlu bertindak dan menselaraskan program antar lembaga untuk secepatnya melakukan program penanggulangan kemiskinan ini yang semakin merajalela serta berpartisipasi aktif dan efektif . Untuk sesegera mungkin mendapatkan hasil yang maksimal yang berdampak luar biasa di tengah-tengah masyarakat miskin maka sangat diperlukan kesatuan hati dan kesamaan visi dan misi yakni:
“Bersama-sama” tanggulangi Kemiskinan
(Together against Poverty).
4) MEDIA PUSTAKA – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PT. DSI Group sebagai lembaga pelatihan bekerja sama dengan PT. Dasindo Media, penyelengara tunggal Dale Carnegie Training ® bertaraf internasional di Indonesia sejak 1976. PT. Dasindo Media telah melatih lebih dari 100.000 alumni Dale Carnegie Training® terdiri dari para pengusaha, eksekutif, karyawan, perusahaan-perusahaan kecil, besar dan menengah, dan para professional.
Untuk saat ini juga kami sedang, dan akan melakukan pembinaan atau pelatihan ke sarjana-sarjana baru lulus dengan nama program WISUDAWAN PLUS-PLUS dan memberikan pembinaan pencerdasaan masyarakat pengusaha kecil dengan membuat media Pustaka Kesejahteraan Masyarakat ini sebagai bahan pembelajaran baik buat peserta WISUDAWAN PLUS-PLUS maupun buat para pengusaha kecil yang mereka dampingi, muatan dari media ini akan mencakup dan berperan sebagai:
1. Peran Gereja, orang percaya, dan lembaga Kristen lainnya
2. Menjadi media yang pro-aktif Membangun Sinergitas antara Pemerintah, Gereja dan LSM-LSM Kemanusiaan/Aktivis pelayanan pemberdayaan kaum miskin
3. Menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat miskin atau masyarakat pengusaha kecil.
4. Membuat action plan/program bersama untuk terlibat dan berpartisipasi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
5) USULAN HUBUNGAN KERJASAMA
DSI – PUSTAKA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Dengan adanya Media ini diharapkan bisa menjembatani komunikasi antar lembaga-lembaga, baik lembaga-lembaga pemerintahan, maupun lembaga-lembaga Kristiani lainnya yang benar-benar mempunyai Visi dan Misi yang sama untuk menanggulangi kemiskinan, antara lain
1. Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan rakyat (Menkokesra RI), dan jajaran Kementerian yang terkait.
2. Gereja-gereja, orang-orang Kristen yang punya hati melayani masyarakat miskin yang mau berpartisipasi memberikan berkatnya atau kekayaan pribadinya untuk digunakan dalam program ini, serta lembaga-lembaga keagamaan.
3. Tim Koordinasi Penanggulangan kemiskinan (TKPK) Nasional, yang diketuai oleh Bapak Wakil Presiden RI.
4. Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Sebagai nara sumber untuk setiap edisi media ini diharapkan ada artikel-artikel atau tulisan-tulisan yang bisa menjadi sumber inspirasi, pengetahuan tentang dunia usaha, dan yang menjadi motivasi untuk masyarakat miskin.
• Instansi Pemerintah yang terkait dan Pimpinan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Nasional
a. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik
(Menko Kesra RI)
b. Sekretaris Tim Koordinasi Penanggulangan kemiskinan Republik Indonesia (TKPK-RI)
c. Sekretaris Menteri Kementerian Pemberdayaan Daerah Tertinggal Republik Indonesia (KPDT-RI)


6) NARA SUMBER KIAT-KIAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
• Para Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik yang ada di Indonesia maupun yang dari luar negeri.
a) Para Ketua dan Pimpinan Sinode Gereja di Indonesia
b) Hamba-hamba Tuhan, dan Tokoh-tokoh Masyarakat
c) Para Usahawan Kristen

II. MELENGKAPI LULUSAN PERGURUAN TINGGI
Salah satu cara atau usulan dari kami adalah mengentaskan pengangguran terdidik dari Sarjana-sarjana yang baru lulus dengan mempersiapkan mereka untuk meniti karir.
1) WISUDAWAN “PLUS-PLUS”
Program WISUDAWAN “PLUS-PLUS” ini bertujuan membekali dan mencetak lulusan Perguruan Tinggi (D3/S1) yang mampu menjadi tenaga kerja atau wirausaha (menjalankan usaha sendiri), dengan memberikan bekal kemampuan:
1. P – “People Skills”
2. L – “Learning by Doing”
3. U – “Upgrade Competency”
4. S – “Service, Customer Service”
5. P – Peluang “Intrapreneur” dan “Entrepreneur”
6. L – Liputan, Survey, Research, Report, Proposal.
7. U – Usaha Sendiri, Konsultan Pendamping Usaha Mikro
Kecil (UMK)
8. S – Sertifikasi Nasional dan Internasional
2) PENEMPATAN BERKARYA,
WISUDAWAN “PLUS-PLUS”
Peserta yang sudah mencapai identitas: WISUDAWAN “PLUS-PLUS” dapat membuat pilihan, Penempatan/Tempat Berkarya selanjutnya. Keseluruhannya dikoordinir oleh PT DSI Group dengan dukungan penyaluran oleh PT.DM/DCT.
a) Pendampingan & Pembinaan Usaha Mikro Kecil (UMK) – sebagai konsultan
b) Penempantan, Penyaluran Berkarya – Sebagai Karyawan
c) Memulai, mengembangkan usaha, sebagai Wirausahawan
3) KOPERASI SERBA USAHA:
PRIMA DUTA SEJAHTERA
(KSU PDS)
Peserta yang sudah mencapai identitas: WISUDAWAN “PLUS-PLUS” dapat membuat pilihan, menjadi pendamping, Konsultan pada Koperasi Simpan-Pinjam Modal Usaha: yaitu KSU-PDS.
a) Anggota Koperasi KSU-PDS
b) Sumber Modal Pinjaman Koperasi
c) Konsultan Pendamping & Pembinaan Pengusaha UMK
d) Kerjasama KSU-PDS dengan Koperasi Lokal

MISSIONARIS “PLUS-PLUS” PENDAMPINGAN & PEMBINAAN USAHA MIKRO KECIL (UMK)

1. “MEDIASI”

PELAYANAN KONSULTASI PENGEMBANGAN BISNIS

MISSIONARIS “PLUS-PLUS”, sebagai warga Negara TERDIDIK, dimotivasi dan didorong, menjadi INSPIRATOR bagi masyarakat pengelola Usaha Mikro Kecil pinggiran kota dan pedesaan.

Potensi DAYA PIKIR MISSIONARIS “PLUS-PLUS” perlu dimanfaatkan dalam aksi-aksi dan kegiatan PEMBERDAYAAN masyarakat. MISSIONARIS “PLUS-PLUS” berkreasi membuka isolasi pemikiran masyarakat yang selama ini termarjinalkan.

Semangat kepeloporan, membuat survay, penelitian dan menampilkan SOLUSI Pengembangan Ekonomi Masyarakat di pinggiran kota dan di pedesaan, dan merintis program pemberdayaan melalui ke-MITRA-an dengan instansi pemerintah dan swasta.

Melalui wadah profesional yang berpengalaman dalam arena Pelayanan Konsultansi Pengembangan Bisnis, MISSIONARIS “PLUS-PLUS” melaksanakan peranan M E D I A S I, antara pihak-pihak: Masyarakat Ekonomi Lemah di pinggiran kota dan pedesaan dengan Instansi Lintas Sektoral dan swasta terkait.

Ada 7 (tujuh aspek M E D I A S I yang perlu dilaksanakan oleh para MISSIONARIS “PLUS-PLUS”, di bawah payung wadah profesional Pelayanan Konsultansi Pengembangan Bisnis (PKPB)), bekerjasama dengan Koperasi Serba Usaha: Prima Duta Sejahtera (KSU-PDS).

(1) MITRA

Missionaris berperan sebagai MITRA Masyarakat pengelola Usaha Mikro, Kecil, membentuk dan melancarkan kerjasama dengan INSTANSI LINTAS SEKTORAL – sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, lingkungan hidup, kelautan, industri rumah tangga, perdagangan, ekspor, dll.

Merintis program-program pemberdayaan melalui ke-MITRA-an bersama Instansi terkait dan Badan Usaha Milik Negara dan Swasta.

(2) EKONOMI MASYARAKAT, SITUASI, POTENSI

Membuat penelitian dan penyusunan program pengembangan ekonomi, yang sesuai dengan situasi dan potensi sosial ekonomi masyarakat dan Sumber Daya Alam Setempat.

(3) DAYA PIKIR, DERAP LANGKAH WIRAUSAHA

Potensi DAYA PIKIR MISSIONARIS “PLUS-PLUS” ditingkatkan, dikembangkan dan didorong untuk merumuskan, dan menggerakkan, serta mensosialkan aksi-aksi Pemberdayaan Masyarakat. Dengan demikian para Missionaris menyerap pengalaman praktis Kemasyarakatan dan Kewirausahaan.

(4) INSPIRATOR, KONSULTAN PENDAMPING

Sebagai warna Negara TERDIDIK, para MISSIONARIS “PLUS-PLUS” terpanggil menjadi INSPIRATOR, MOTIVATOR, mendampingi para pengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dari kalangan masyarakat yang termarjinalkan.

(5) ADVOKASI PEMBINAAN WIRAUSAHA

Para Masyarakat Marjinal memerlukan pembinaan, pendidikan, pelatihan praktis untuk berwirausaha, Para MISSIONARIS “PLUS-PLUS” merencanakan dan mengupayakan agar ada Kelompok yang melakukan ADVOKASI PEMBINAAN WIRAUSAHA, Khususnya di kalangan Masyarakat Marjinal.

(6) SEMANGAT KEPELOPORAN

MISSIONARIS “PLUS-PLUS” sudah memiliki SEMANGAT KEPELOPORAN yang tumbuh dan berkembang dari kampus.

Para MISSIONARIS “PLUS-PLUS” didorong untuk merintis sejumlah proyek dan program pemberdayaan, melalui ke-MITRA-an BERSAMA INSTANSI-INSTANSI PEMERINTAH, BADAN SWASTA. DAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

(7) IDEALISME

Sebagai warga Negara terdidik, para MISSIONARIS “PLUS-PLUS” yang terkategori pemuda, menjawab panggilan idealismenya untuk mengabdi pada Masyarakat, bangsa dan Negeri.

2. “KOMPETENSI”

PROGRAM PELATIHAN & PEMBINAAN

Sumber daya para MISSIONARIS “PLUS-PLUS”, merupakan bibit-bibit yang potensial untuk menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Untuk menjadi pribadi yang sukses, mereka memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Pelayanan Konsultansi Pengembangan Bisnis, melalui jalur pendirian atau pengembangan Usaha Mikro atau Usaha Kecil, adalah program terpadu, mempercepat pembinaan MISSIONARIS “PLUS-PLUS” menjadi Pemimpin.

Melalui pembinaan-pembinaan yang intensif, baik di dalam bentuk training, bimbingan pribadi, magang dan praktek-praktek kegiatan lapangan lainnya, para MISSIONARIS “PLUS-PLUS” peserta program ini telah mengalami peningkatan KOMPETENSI, untuk berperan sebagai Konsultan Pengembangan Enterprise.

Ada 10 (Sepuluh) aspek pelatihan konsultansi yang diperlukan yaitu:

(1) KEUANGAN, KREDIT, PERMODALAN, KOPERASI SIMPAN PINJAM

(2) ORGANISASI USAHA DAN MANAJEMEN, KONSULTANSI

(3) MARKETING, PEMASARAN, PROMOSI, PENJUALAN, KEAGENAN

(4) PROPOSAL, BUSINESS PROPOSAL, SURVEY, RISET, KONSULTANSI

(5) ENTERPRISING DEVELOPMENT, PENGEMBANGAN USAHA

(6) TRAINING (PELATIHAN), TEKNIK PRESENTASI

(7) NETWORKING, JARINGAN BISNIS, KOMUNIKASI, KEMITRAAN

(8) ENTREPRENEURSHIP, KEWIRAUSAHAAN

(9) SUMBER DAYA

(10) INFORMASI TEKNOLOGI, INFORMASI BISNIS

3. MISSIONARIS “PLUS-PLUS”

Program MISSIONARIS “PLUS-PLUS”, adalah program pembelajaran pelatihan, praktek kerja bagi lulusan Perguruan Tinggi, untuk memasuki dunia kerja dalam waktu yang lebih cepat, dengan status yang lebih profesional.

Program MISSIONARIS “PLUS-PLUS”, sebagai program PEMBEKALAN, untuk menjembatani tuntutan keterampilan oleh sektor rill (Perusahaan, Lemabga, Instansi, dll).

Di lain pihak, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan sektor yang memiliki daya serap tenaga yag tinggi sebagai : Staff (Karyawan), Wirausahawan, (Entrepreneur) dan Konsultan Pendamping UMKM

Program MISSIONARIS “PLUS-PLUS” ini bertujuan membekali dan mencetak lulusan Perguruan Tinggi (D3/S1) yang mampu menjadi tenaga kerja atau wirausaha (menjalankan usaha sendiri), dengan memberikan bekal kemampuan:

1. P – “People Skills”

2. L – “Learning by Doing”

3. U – “Upgrade Competency”

4. S – “Service, Customer Service”

5. P – Peluang “Intrapreneur” dan “Entrepreneur”

6. L – Liputan, Survey, Research, Report, Proposal

7. U – Usaha: Wirausaha, Konsultan Pendamping Usaha Mikro Kecil (UMK)

8. S – Sertifikat Internasional dan Nasional

4. VISI DAN MISI MISSIONARIS “PLUS-PLUS”

VISI “G-E-R-A-K”

Mencetak 120 Generasi Muda Terdidik (D1-S1) yang berjiwa Missionaris dan berperilaku Tent-Maker setiap tahun untuk menjadi Penginjil dan pelaku pengentasan ekonomi kemasyarakatan, yang memenangkan jiwa dan memelihara jiwa bagi Tuhan Yesus, di desa, di daerah pedalaman dan di daerah terpencil, juga di kota-kota besar.

G - GENERASI MUDA

Mencetak setiap tahun, 120 Generasi Muda Terdidik (D1-S1) yang berjiwa missionaris dan berperilaku TENT-MAKER.

E - EKONOMI KEMASYARAKATAN

Menjadi pelaku pengentasan Ekonomi Kemasyarakatan.

R - RANGKUL, MENANGKAN JIWA

Menjadi Penginjil, memenangkan jiwa.

A - AKRAB, MEMELIHARA JIWA

Dan memelihara jiwa bagi Tuhan Yesus.

K - KOMPLEKS, LOKASI

Di desa, daerah pedalaman, di daerah terpencil, juga di kota-kota besar.

MISI “T-E-K-U-N”

Memberikan Pelatihan kepada peserta yang akan dilatih, bukan hanya calon alumni atau alumni baru (fresh graduates) yang berlatar pendidikan S1/D3 Teologi, Ekonomi, Teknik, dll, tetapi juga mahasiswa semester satu baru mulai mengikuti program ini, sehingga menjadi MISSIONARIS.

T - TELADAN

Menjadi Missionaris yang menjadi TELADAN, sebagai orang yang diberkati Tuhan.

E - EFEKTIF

Missionaris yang melayani secara EFFEKTIF karena mampu memenuhi kebutuhan sendiri (mandiri secara finansial).

K - KONSULTAN

Berperan sebagai KONSULTAN kepada Jemaat khususnya, dan kepada Masyarakat umumnya, dalam hal pengembagan Usaha proaktif atau Usaha mandiri (wirausaha)

U - UNGGUL, MAMPU

MAMPU menjangkau Jiwa-jiwa lebih luas, untuk dimenangkan bagi Kristus melalui peranan sebagai Konsultan atau Fasilitator usaha yang dikembangkan

N - NIKMAT MELAYANI

MELAYANI secara holistik, motivator, kreator dan penggerak pengembangan ekonomi kemasyarakatan